Menelusuri Jejak Sungai Cimande, Relawan Lingkungan Kumpulkan Data Demi Rekomendasi Pelestarian

kos

 



KBT NEWS ID CIMANGGUNG – Di tengah makin gentingnya kondisi lingkungan di wilayah Cimanggung, Sumedang, sekelompok relawan dari Komunitas Peduli Lingkungan Gunung Masigit Kareumbi (KPLG-MK) turun langsung ke lapangan. Bersama komunitas lingkungan lain seperti Wakamsi, mereka menyusuri alur Sungai Cimande guna mengumpulkan data mutakhir sub-DAS (Daerah Aliran Sungai) Cimande.


Langkah ini bukan sekadar aksi sesaat. Para relawan tersebut menjalankan kajian lapangan dengan metode berbasis kearifan lokal, yakni pantanjala, sebuah pendekatan yang menggabungkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai budaya dalam merawat alam.


“Sudah beberapa hari kami bergerak dari titik awal di KPS 1. Hasil awal cukup memprihatinkan. Banyak kawasan konservasi yang lenyap karena alih fungsi lahan. Itu berarti kita kehilangan habitat bagi satwa dan flora endemik,” kata Abu Hakim, Ketua KPLG-MK, saat ditemui di sela kegiatan.


Dari kajian ini, KPLG-MK menargetkan penyusunan rekomendasi yang bisa langsung diadopsi pemerintah. Fokusnya mencakup penetapan batas muka air, identifikasi zona konservasi, hingga perlindungan wilayah pelestarian di sepanjang aliran Sungai Cimande, dari Legok Bagrib sampai Solokan Jeruk.


Dukungan moral dan tenaga juga datang dari berbagai pihak. Salah satunya Nunuh Sutisna, pegiat lingkungan asal Jatinangor yang dikenal luas sebagai “manusia pohon.” Menurutnya, degradasi alam di Cimanggung harus menjadi perhatian bersama karena dampaknya langsung terasa.


“Musim hujan banjir, musim kemarau air susah. Itu akibat rusaknya daerah tangkapan air. Kami sedang menyiapkan persemayan 5.000 bibit pohon endemik di Pasir Nanjung. Nantinya akan ditanam di lahan-lahan kritis,” ungkap Nunuh.


Yang menarik, seluruh aktivitas ini dijalankan secara mandiri. Tanpa dukungan dana dari pemerintah atau sponsor, para relawan mengandalkan patungan dan swadaya. Semangat gotong royong menjadi napas utama dalam aksi ini.


Melalui gerakan ini, KPLG-MK berharap hasil kajian yang mereka susun kelak menjadi bahan pertimbangan serius bagi pemerintah dan para pengambil kebijakan. Sebab, menurut mereka, waktu untuk menyelamatkan lingkungan semakin sempit, dan tindakan nyata tak boleh ditunda. (red*)