Edukasi Stop Pernikahan Dini Langkah Awal Cegah Stunting di Desa Pangadegan

kos

 



KBT NEWS ID RANCAKALONG – Kepala Puskesmas Rancakalong, Yayat Nurhidayat, memimpin kegiatan edukasi bertema “Stop Pernikahan Dini” sebagai salah satu upaya awal dalam mencegah kasus stunting di Desa Pangadegan. Acara ini berlangsung dengan dukungan dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Fakultas Keperawatan, dan melibatkan sejumlah pihak terkait di desa tersebut.


Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (tanggal) ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk Kepala Desa Pangadegan, Babinsa, Ketua Tim Penggerak PKK, serta warga setempat.


Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak negatif pernikahan dini terhadap kesehatan ibu dan anak, yang menjadi salah satu penyebab utama stunting.


Dalam sambutannya, Yayat Nurhidayat menjelaskan pentingnya peran semua pihak dalam mencegah stunting. “Pernikahan dini sangat berisiko, baik secara fisik maupun mental bagi ibu dan anak. Dengan edukasi ini, kami berharap masyarakat memahami dampaknya dan berperan aktif dalam pencegahannya,” ujarnya.


Tim KKN UPI turut memberikan kontribusi dengan menyampaikan materi mengenai gizi seimbang, pentingnya kesehatan reproduksi, dan tips membangun keluarga sehat.


Tim KKN UPI menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.


Babinsa dan Ketua Tim Penggerak PKK Desa Pangadegan juga turut memberikan pandangan dalam acara tersebut. Babinsa menggarisbawahi pentingnya dukungan dari semua elemen masyarakat, termasuk keluarga dan tokoh masyarakat, untuk mencegah pernikahan dini. Sementara itu, Ketua TP-PKK menyampaikan bahwa peran ibu-ibu sangat strategis dalam mendukung kesehatan keluarga.


Sejumlah warga yang hadir mengaku senang dengan adanya edukasi ini. “Kami jadi lebih paham tentang dampak pernikahan dini dan bagaimana cara mencegah stunting di keluarga kami,” kata salah satu warga,  Siti (35 tahun).


Kegiatan edukasi ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan diskusi antara peserta dengan para narasumber. Yayat menambahkan bahwa pihaknya akan terus mengadakan kegiatan serupa di desa-desa lain agar masyarakat semakin paham dan peduli terhadap pentingnya pencegahan stunting sejak dini.


Dengan semangat kolaborasi antara berbagai pihak, Desa Pangadegan menunjukkan bahwa pencegahan stunting adalah tanggung jawab bersama. Edukasi seperti ini diharapkan dapat menjadi awal perubahan positif bagi generasi mendatang. (red*)