Belajar dari Bali, Kota Sorong Tingkatkan Pelestarian Adat melalui Studi Tiru

kos

 


KBT NEWS ID SORONG – Penjabat Walikota Sorong, Dr. Bernhard Eduard Rondonuwu, bersama Badan Kesbangpol Kota Sorong, menggelar studi tiru ke Kabupaten Badung, Bali. Kegiatan ini difokuskan pada pembelajaran praktik terbaik dalam pelestarian budaya lokal di tengah masyarakat yang majemuk.


Dalam sambutannya, Bernhard mengapresiasi sambutan hangat Pemerintah Kabupaten Badung dan menyoroti pentingnya menjaga nilai-nilai adat di era globalisasi. “Kami berharap dapat mengadopsi berbagai strategi yang diterapkan di Badung untuk memperkuat identitas budaya di Kota Sorong,” ujarnya.


Forum Lintas Suku Asli Papua Raya, yang menjadi mitra strategis pemerintah Sorong, turut dilibatkan dalam kegiatan ini. Dibentuk 13 tahun lalu melalui Surat Keputusan Walikota Sorong, forum ini terdiri dari kepala suku dari 12 suku besar di wilayah Sorong. Peran mereka dinilai vital dalam menjaga harmoni sosial dan menyelesaikan konflik adat.


Kabupaten Badung dipilih sebagai lokasi studi karena keberhasilannya mempertahankan adat di tengah gempuran modernisasi. Salah satu poin utama pembelajaran adalah metode pemetaan wilayah adat yang dianggap efektif dalam menjaga identitas budaya masyarakat.


Menurut Bernhard, pelestarian budaya bukan hanya soal mempertahankan tradisi, tetapi juga adaptasi terhadap perubahan zaman. “Kami berharap para kepala suku dapat mengambil pelajaran dari Badung dalam menghadapi tantangan modernisasi. Ini penting untuk menjaga kearifan lokal sebagai identitas utama masyarakat Sorong,” tambahnya.


Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah pejabat Kota Sorong, termasuk Sekretaris Daerah, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, serta Kepala Badan Kesbangpol. Partisipasi mereka menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung pelestarian budaya lokal.


Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kota Sorong mempertegas komitmennya untuk menjadikan budaya lokal sebagai fondasi kehidupan masyarakat. Bernhard berharap hasil studi ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga menjadi solusi dalam mengatasi tantangan sosial di Sorong.


“Dengan semangat kebersamaan, kita bisa memastikan nilai-nilai adat tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang. Sorong siap menjadi kota yang harmonis di tengah keberagaman,” tutup Bernhard dengan optimisme. (red*)