KBT NEWS ID CIMANGGUNG – Hujan deras yang mengguyur Desa Sindanggalih, Kecamatan Cimanggung, pada Minggu sore (1/12), menimbulkan banjir di tiga titik utama, Dusun Kolewang RT 1 RW 13, Cimande RT 1 RW 1, dan Babakan Bandung RT 5 RW 2. Air bercampur lumpur meluap ke jalanan dan merendam rumah warga, memicu kekhawatiran sekaligus upaya cepat tanggap dari pemerintah dan masyarakat.
Banjir Lumpur di Dusun Kolewang
Di Dusun Kolewang, banjir lumpur terjadi akibat tumbangnya pohon bambu yang menyumbat aliran air di gorong-gorong. Situasi ini membuat air meluap, membawa lumpur yang masuk ke rumah-rumah warga. Salah satu rumah terdampak adalah milik Karna, yang menghadapi kerugian cukup besar.
"Kami sangat terganggu. Lumpur menutup jalan dan membuat aktivitas terhambat. Jika hujan terus turun, kami takut kerusakan semakin meluas," keluh Karna.
Sungai Cimande Meluap di Dua Lokasi
Di Cimande RT 1 RW 1 dan Babakan Bandung RT 5 RW 2, banjir disebabkan oleh luapan Sungai Cimande. Kondisi sungai yang dangkal menjadi penyebab utama. Banjir di wilayah ini telah menjadi masalah rutin setiap musim hujan.
"Banjir seperti ini sudah langganan. Sungai perlu segera dinormalisasi agar masalah ini tidak terus berulang," ujar Mimid, warga Babakan Bandung yang terdampak.
Merespons banjir, Pemerintah Desa Sindanggalih langsung turun tangan. Kepala Desa Eddy Setiawan, SH, bersama Babinsa Desa Sindanggalih, Sertu Budi, dan Bhabinkamtibmas, Aiptu Anhar, memimpin penanganan di lapangan.
"Kami fokus pada evakuasi warga terdampak dan pembersihan jalan yang tertutup lumpur," kata Eddy. Pemerintah desa juga menggandeng CV Anugrah untuk menyuplai air bersih, membantu membersihkan lumpur yang menghambat akses. Gotong royong antara warga, aparat desa, dan petugas terus dilakukan demi percepatan pemulihan.
Sertu Budi menambahkan, kerja sama antara aparat dan warga sangat penting dalam situasi seperti ini. "Kami berharap masyarakat tetap siaga karena curah hujan diprediksi masih tinggi," tuturnya.
Pentingnya Normalisasi Sungai
Banjir ini kembali menegaskan kebutuhan mendesak untuk normalisasi Sungai Cimande. Kedangkalan sungai membuatnya tak mampu menampung debit air besar, memicu banjir yang berulang.
Kepala Desa Eddy Setiawan menegaskan pihaknya akan mengusulkan program pengerukan sungai kepada pemerintah kabupaten sebagai langkah jangka panjang. "Ini bukan hanya soal pembersihan, tetapi pengelolaan lingkungan secara menyeluruh," jelas Eddy.
Dengan potensi hujan yang masih tinggi, masyarakat diimbau untuk tetap siaga. Semoga langkah-langkah yang diambil dapat mengurangi dampak bencana di masa mendatang. (red)