KBT NEWS ID CIMANGGUNG – Dinas Koperasi, Kecil Menengah, Perdagangan, dan Perindustrian (Diskoperindag) Kabupaten Sumedang berkomitmen untuk membenahi Pasar Tradisional Parakanmuncang. Meskipun alokasi anggaran belum tersedia dalam APBD Murni 2024, namun akan diupayakan melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) pada tahun ini. Hal tersebut disampaikan oleh Amung, Koordinator Pasar Parakanmuncang, yang menjelaskan bahwa perbaikan pasar ini menjadi salah satu prioritas Diskoperindag Sumedang di bawah kepemimpinan Kadiskoperindag Agus Kori.
Masalah utama yang dihadapi Pasar Parakanmuncang adalah kebocoran dan banjir yang sering terjadi saat hujan. Hal ini berdampak pada kenyamanan baik bagi pedagang maupun pembeli. “Kalau hujan, jalannya sering tergenang. Ini tentu merugikan, baik pedagang yang usahanya terganggu maupun pembeli yang jadi enggan datang,” ujar Amung.
Untuk mengatasi masalah ini, Diskoperindag Kabupaten Sumedang akan segera melakukan pemetaan serta mengidentifikasi titik-titik yang perlu diperbaiki. Fokus utama terletak pada saluran air, jalan di gang pasar, dan atap yang rusak. "Pembenahan ini sangat mendesak untuk memberikan kenyamanan bagi semua pihak," tambah Amung.
Sementara itu, Amung juga mengungkapkan bahwa kondisi pasar yang sering terdampak banjir membuat perbaikan tidak bisa lagi ditunda. “Banjir sudah menjadi masalah rutin di sini. Kami berharap dengan adanya perbaikan ini, dampaknya akan terasa signifikan bagi aktivitas ekonomi di pasar,” jelasnya.
Berbicara mengenai anggaran, Amung menuturkan bahwa untuk melakukan pembenahan total tentu diperlukan biaya yang tidak sedikit. Namun, untuk saat ini, fokus Diskoperindag adalah pada pemeliharaan dengan anggaran sekitar Rp 700 juta.
“Revitalisasi total mungkin memakan biaya yang lebih besar. Tapi, untuk sekarang, kita prioritaskan yang mendesak dulu. Jadi sifatnya pemeliharaan,” katanya.
Dalam upaya memperbaiki Pasar Parakanmuncang, Diskoperindag juga terus melakukan inventarisasi kebutuhan pasar. Amung menambahkan, “Kami masih dalam tahap inventarisasi titik-titik yang memerlukan perbaikan. Setelah itu baru kita ajukan anggarannya.”tuturnya.
Selain itu, Pasar Parakanmuncang juga sedang berproses menuju penerapan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Saat ini, implementasi QRIS di pasar tersebut telah mencapai sekitar 70 persen. Meski demikian, Amung mengakui bahwa masih ada tantangan dalam hal sosialisasi penggunaan QRIS. “Tidak semua pedagang dan pembeli sudah familiar dengan sistem pembayaran non-tunai ini. Namun, kami terus mendorong agar penggunaan QRIS bisa lebih luas,” tutupnya.
Dengan adanya pembenahan ini, diharapkan Pasar Parakanmuncang bisa berfungsi lebih baik sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat dan meningkatkan kenyamanan bagi para pengunjung serta pedagang. (red*)