Fasilitas yang terletak di wilayah Kampus Jatinangor ini awalnya akan dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dan pembelajaran internal Unpad. Namun, pembukaan ini juga dimaksudkan sebagai pengenalan kepada masyarakat akan kehadiran RS Unpad yang akan segera beroperasi penuh.
Direktur Utama RS Unpad, Herry Herman, dr., Sp.OT., Ph.D., menjelaskan bahwa pembangunan RS Unpad bertujuan tidak hanya untuk mendukung pendidikan kesehatan di Unpad tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Sumedang yang masih kekurangan sarana rumah sakit.
"Sumedang masih kekurangan 600 tempat tidur untuk jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Sumedang," ungkap Herry.
Gedung A, yang merupakan tahap pertama pembangunan RS Unpad, telah selesai dibangun setelah dimulai sejak 17 Maret 2023. Gedung ini berdiri di atas lahan seluas 10.653 meter persegi dan memiliki 5 lantai. Saat ini, RS Unpad masuk dalam kategori Rumah Sakit Kelas B dengan kapasitas 200 tempat tidur.
Menyongsong masa depan, RS Unpad berencana untuk mengembangkan diri menjadi Rumah Sakit Kelas A dengan kapasitas 900 tempat tidur melalui pembangunan tahap berikutnya, yaitu Gedung B dan Gedung C yang direncanakan akan dimulai akhir tahun 2024 ini. Dana untuk tahap berikutnya akan diperoleh melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Rektor Unpad, Prof. Rina Indiastuti, menegaskan bahwa pembangunan RS Unpad merupakan hasil kerjasama antara Unpad dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dengan Unpad menerima hibah sebesar Rp 60 Miliar dari Pemprov Jabar untuk tahap pertama pembangunan ini.
"Nilai dari RS yang kita bangun tahap pertama ini kurang lebih Rp 115 miliar. Jadi ini betul-betul rumah sakit kemitraan Unpad dan Pemprov Jabar," ungkap Prof. Rina.
Dengan pembukaan ini, diharapkan RS Unpad dapat menjadi salah satu pilar penting dalam menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat Jawa Barat, serta meningkatkan kapasitas pendidikan di bidang kesehatan bagi mahasiswa Unpad.