KBT NEWS ID DARMARAJA - Bekas pemukiman di areal genangan Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang telah muncul kembali, memunculkan kenangan lama dan perasaan campur aduk di kalangan warga eks wilayah genangan.
Tahun ini, air Waduk Jatigede telah mengalami penyurutan yang drastis, sebuah perubahan yang sangat mencolok jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya ketika waduk ini tidak terlalu surut.
Salah satu warga eks wilayah genangan, Dedi 33, mengungkapkan bahwa tempat di mana rumahnya dulu berdiri di wilayah eks Desa Cibogo, Kecamatan Jatigede tiba-tiba muncul kembali setelah beberapa tahun tenggelam di bawah permukaan air. Hal ini menjadi pengobat rindu baginya mengingat tempat itu adalah tempat kelahiran dan tempat di mana dia menghabiskan puluhan tahun hidupnya.
"Saya dulu tinggal di sini, rumah sederhana ini adalah saksi dari banyak kenangan indah selama puluhan tahun. Semua sukacita dan kesedihan hidup saya terjadi di sini," ujar Dedi dengan wajah yang penuh emosi.
Namun, kedatangan kembali bekas pemukiman ini tidak hanya membawa kebahagiaan dan kenangan indah. Dedi dan beberapa warga lainnya juga merasa terluka dan bersedih, seolah-olah mereka harus mengalami kembali momen saat pemukiman mereka tenggelam dalam genangan air beberapa tahun lalu.
"Tapi dengan munculnya bekas pemukiman ini, kesedihan yang lama juga muncul kembali. Meskipun sudah lebih dari 8 tahun kami terpisah dari tanah kelahiran kami, saat ini kami sudah mulai bisa beradaptasi dengan tempat tinggal baru," tambahnya.
Dedi lebih memilih untuk tidak melihat bekas pemukiman ini, tetapi sebagian warga eks wilayah genangan lainnya tidak bisa menghindarinya. Saat air waduk surut, mereka akan melihat kembali jejak masa lalu mereka, karena sebagian besar aktifitas sehari-hari mereka masih terpusat di sekitar waduk ini. Hal ini menggambarkan betapa kuatnya ikatan emosional dan sejarah yang ada di tempat tersebut, bahkan ketika sudah lama terendam oleh air.
Keberadaan kembali bekas pemukiman ini di Waduk Jatigede memunculkan pertanyaan dan perasaan yang kompleks di kalangan warga eks wilayah genangan.
Mereka harus menghadapi kenangan masa lalu yang manis dan pahit, sekaligus menjalani kehidupan baru yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun. Sementara air waduk terus berfluktuasi, tempat-tempat ini terus menjadi saksi bisu dari kisah hidup warga eks wilayah genangan. (red*)