KBT NEWS ID BANDUNG - Dalam menghadapi pemberitaan di media online yang menduga keterlibatan seorang oknum PNS di dinas Provinsi Jawa Barat dalam sebuah hubungan asmara dengan seorang perempuan yang telah bersuami, H memberikan tanggapannya. Pemberitaan ini telah menimbulkan rasa geram dan kekecewaan pada pihak yang menjadi objek pemberitaan tersebut, merasa dirugikan secara moral dan merasa nama baiknya dicemarkan.
HESU (red) menyampaikan bahwa dia tidak pernah dihubungi oleh salah satu media atau wartawan yang datang untuk melakukan konfirmasi atau klarifikasi mengenai pemberitaan tersebut. Namun, tiba-tiba muncul di salah satu media online pemberitaan yang mengaitkannya dengan isu tersebut. H menegaskan bahwa dia tidak pernah terlibat dalam hubungan asmara dengan siapapun, dan orang yang diisukan oleh media online tersebut adalah HOAX. Informasi tersebut tidak benar alias hoaxs.
"Meskipun saya mengenal orang tersebut, tetapi hubungan kami hanyalah sebatas kerja sama antara pimpinan dan bawahan. Seringkali, dalam acara-acara hiburan atau pernikahan, saya memakai penyanyi pemandu lagu. Itu saja," terang H.
HESU menegaskan bahwa tuduhan mengenai hubungan asmara tersebut tidak benar, dan menurutnya, apa yang diduga hanya merupakan spekulasi tanpa dasar yang kuat.
Lebih lanjut, H menyayangkan bahwa media tidak melakukan konfirmasi atau klarifikasi terlebih dahulu kepada pihaknya sebelum mengeluarkan pemberitaan tersebut. Hal ini dinilai melanggar etika jurnalistik dan telah merugikan serta mencemarkan nama baiknya.
"Saya berharap media yang bersangkutan dapat melakukan klarifikasi kembali terkait pemberitaan yang diterbitkan pada tanggal 15 September 2023 untuk menghilangkan kesan berita bohong atau hoaks tersebut,"tegasnya.
Hal yang sama juga diakui oleh S, perempuan yang diduga terlibat dalam pemberitaan tersebut. S menyatakan bahwa tidak ada hubungan asmara antara dirinya dan H, melainkan hubungan profesional sebagai pemandu lagu dalam beberapa acara.
"Tuduhan tersebut adalah hoaks atau berita bohong, dan saya merasa kecewa bahwa media tidak melakukan klarifikasi sebelumnya,"tuturnya.
S juga menegaskan bahwa inisial (R) yang memberikan keterangan dalam pemberitaan tersebut adalah mantan suaminya, bukan suaminya saat ini, karena mereka telah bercerai beberapa bulan yang lalu.
Pemberitaan ini memberikan pelajaran tentang pentingnya etika jurnalistik, yaitu melakukan konfirmasi atau klarifikasi sebelum mempublikasikan berita yang dapat berdampak buruk pada nama baik individu. (red*)